Green Map dan Kosmopolitanisme Global


Green Map, salah satu NGO bertaraf internasional pada bulan Juni tahun ini mengadakan pertemuan di Taiwan. Pertemuan tersebut digunakan untuk membahas berbagai proyek pemetaan berbasis ekologi yang telah mereka geluti selama sekitar lima belas tahun. Sebagai NGO non-profit, Green Map mencoba untuk bergerak di bidang lingkungan dengan menyediakan sistem pemetaan yang bersifat terbuka bagi siapa saja. Berpusat di New York, Green Map telah mempublikasikan 280 peta dari berbagai proyek di 51 negara. (Berdasarkan data bulan Maret 2007, Green Map telah melaksanakan 383 proyek di 51 negara. Hasil dari proyek tersebut sebanyak 189 merupakan peta lipat dan sebanyak 81 merupakan peta dengan publikasi berbasis jaringan internet. Sumber: http://www.greenmap.com/news/nindex.html diakses pada 10 Maret 2007.)


Green Map, laiknya NGO lain merupakan hasil dari produk globalisasi yang saat ini sedang marak diperbincangkan. Seperti yang telah diketahui sebelumnya, adanya globalisasi menyebabkan manusia lebih mudah dalam mengembangkan berbagai nilai baru dalam masyarakat. Nilai baru tersebut kemudian disebarluaskan dan dimultiplikasikan secara besar-besaran. Kemudian timbul satu pandangan yang dapat merefleksikan pengembangan nilai yang dilakukan oleh produk global tersebut: Kosmopolitanisme.

Mengintip Blogger dan Identitas dari Desain Muka


Blog sudah menjadi kata yang tak asing lagi bagi para pengguna internet, walaupun hanya sekedar pernah mendengar, membuka, membaca, atau bahkan pernah membuat dan memanfaatkan blog. Bila sebelumnya kita pernah mengenal web-page (halaman web), maka blog atau weblog tak lain adalah turunan dari web-page yaitu layanan sub-domain sekaligus posting konten web-page dengan nama pilihan pribadi yang ditempeli dengan embel-embel nama server. Pengelolaan bersifat pribadi dan sesuka hati para pengguna blog. Sebagian besar layanan blog bebas dari biaya alias gratis, tetapi terkadang beberapa server memberikan fitur tambahan dengan insentif biaya tertentu. Blog kemudian menjadi populer dan digunakan sebagai ruang publikasi alternatif di dunia virtual, di samping web-page tentunya. Blogger kemudian menjadi istilah khas untuk menyebut pengguna blog secara umum.

Fenomena blog ini semakin berkembang lantaran biaya yang gratis, mudahnya pembuatan dan penggunaan blog itu sendiri, serta sub-domain atau nama blog yang sudah cukup terkenal dan mudah untuk dihapalkan. Beberapa sever blog yang cukup terkenal antara lain Blogger dan Wordpress saling berkompetisi. Menuai efek perkembangan blog, para penyedia layanan internet berjenis lain kemudian ikut menambahkan fitur blog dalam layanannya, seperti My-Space dari MSN, Geocities, Multiply dan Friendster Blog.

Mem-videokan Cerita Sebuah Kota


“Aku dua puluh tiga tahun di Jogja, baru sekali ini naik andong..." 
Ekspresi gembira sekaligus malu diungkapkan oleh Helianto, sukarelawan Green Map, yang baru pertama kalinya merasakan pengalaman naik andong. Lain halnya dengan yang dituturkan oleh Sang Kusir. Beliau sudah mengalami perjalanan di atas andong selama 35 tahun. Sejak tahun tujuh puluhan saat tarif andong masih seharga Rp 15,00 hingga sekarang ini berangsur naik menjadi Rp 3.000,00. Berbagai perbincangan santai mewarnai perjalanan anak-anak muda siang itu. Andong kemudian meluncur selama kurang lebih setengah jam untuk mencapai Kota Gede.

Itulah sekelumit cerita perjalanan yang terdokumentasikan dalam video berdurasi 21 menit. "Jalur Andong Pasar Gede-Beringharjo", satu dari segenap video pendek hasil proyek Video Report di Kawasan Kota Gede. Proyek ini melengkapi kegiatan workshop pemetaan kawasan yang dilakukan oleh Green Mapper Jogja pada akhir tahun 2005.

Sita Sarit • 2018-2019