Di Balik Bendungan Wonorejo

Di tahun 1982 dimulai pembangunan Bendungan Wonorejo untuk mengendalikan banjir dan pembangkit PLTA untuk obyek wisata serta memasok air minum bagi kepentingan kota industri Surabaya. Demi pembangunan dan pembebasan tanah, 520 hektar tanah persawahan, pemukiman, sekolah dan pasar tergusur, warga dipindahkan dengan transmigrasi lokal, antar pulau atau pindah ke keluarga serta hidup di kawasan sabuk hijau (green belt). Mayoritas penduduk petani yang mendapat ganti rugi tanah mulai membangun rumah tembok berlantai porselen, membeli televisi dan sepeda motor. Mereka yang mendapat banyak ganti rugi membuka lahan kerja baru, sedang yang mendapat sedikit ganti rugi beralih profesi menjadi buruh industri, penjaja makanan, sopir, pembantu rumah tangga atau menjadi buruh sadap pinus. 

Sita Sarit • 2018-2019