Helmku Sayang, Iklanmu Malang



Siang tadi saya harus mengambil beberapa uang tunai di atm. Setelah berpamitan dengan Agni teman sekantor, membawa dompet dan kartu atm serta memakai helm dan memasang talinya hingga berbunyi klik (!), :) saya bergegas berangkat ke bank terdekat dengan naik motor.

Bergerak santai, dari kantor saya mengarah ke utara dan berbelok ke kanan melewati lampu bangjo dan pasar gading. Tidak jauh dari pasar saya langsung tertegun kaget pada sebuah baliho lumayan besar yang terpampang di atas kepala saya.. UWOOOW!!! menarik sekali baliho ini... Sayang sekali saya terlanjur bablas, meskipun saya bela-belain balik lagi sepulang kerja untuk mengambil gambarnya.

Hahaha.. Rasanya saya seperti terbawa ke akhir dekade 90-an melihat warna dan gaya iklan layanan masyarakat tersebut.. Masa-masa dulu saya menghabiskan waktu berjalan kaki ke SD sambil melihat baliho di sepanjang jalan. Wajah model ibu-ibu, eh, mbak-mbak di baliho itu, dandanannya, pemilihan warna, gradasi dan fonts.. well, kecuali jilbabnya yang secara jelas menunjukkan kepopuleran islamisasi (atau arabisasi?) yang belakangan terjadi di sini.


Memang informasi yang ditampilkan menjadi sangat jelas, atau bisa dibilang terlalu jelas sehingga saya berpikir apakah masyarakat kita memang masih perlu iklan layanan masyarakat segamblang itu?

Saya ingat benar ketika pada 2009 saya jalan-jalan di Saigon, Vietnam, saya juga menemui beberapa (mungkin) iklan layanan masyarakat yang pesannya hampir sama. Saya menambahkan kata 'mungkin' dalam tanda kurung karena saya benar-benar tidak mengerti bahasanya dan tidak sempat bertanya kepada penduduk lokal pada waktu itu. Mungkin juga ini memang iklan helm komersial(?).

Iklan-iklan seperti ini dapat dengan mudah ditemui di beberapa perempatan lalu lintas, sekolah, perkantoran, dengan ukuran yang sama besarnya dengan yang saya lihat di dekat plengkung gading di atas.
sekalian iklan helm untuk segala usia :)

Meskipun di Vietnam, khususnya Saigon, sepenglihatan saya, pemerintahnya cukup otoriter dan ketat karena komunis, serta lalu lintas serta kesadaran masyarakat di jalan memang astaganaga sungguh terbelakang (maaf, ini saya bandingkan dengan pengguna jalan di Yogyakarta di tahun yang sama), tetapi saya salut bahwa mereka lebih sadar estetika di iklan-iklan ini!! Terlepas dari tipe dan standar keamanan helm yang diiklankan juga iklan-iklan yang lain ya..

sekalian iklan keluarga bahagia
cukup kreatif!
real size..

Sepertinya kita harus mulai mengenalkan fotografer dan seniman foto serta biro desain tenar kepada Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta. hehe..

Peace, dan jangan lupa pakai helm standar kalau naik motor,
Sita

Sita Sarit • 2018-2019